Minggu, 22 September 2013

Sejarah Kiswah



Pada ka’bah kita sering melihat adanya Kiswah (kain/selimut hitam penutup ka’bah). Tujuan dari pemasangan kain itu adalah untuk melindungi dinding ka’bah dari kotoran, debu, serta panas yang dapat membuatnya menjadi rusak. Selain itu kiswah juga berfungsi sebagai hiasan ka’bah.
Menurut sejarah, Kabah sudah diberi kiswah sejak zaman Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS. Namun tidak ada catatan yang mengisahkan kiswah pada zaman Nabi Ismail terbuat dari apa dan berwarna apa. Baru pada masa kepemimpinan Raja Himyar Asad Abu Bakr dari Yaman, disebutkan kiswah yang melindungi Ka’bah terbuat dari kain tenun.

Kebijakan Raja Himyar untuk memasang kiswah sesuai tradisi Arab yang berkembang sejak zaman Ismail as diikuti oleh para penerusnya. Pada masa Qusay ibnu Kilab, salah seorang leluhur Nabi Muhammad yang terkemuka, pemasangan kiswah pada Kabah menjadi tanggung jawab masyarakat Arab dari suku Quraisy.
Nabi Muhammad SAW sendiri juga pernah memerintahkan pembuatan kiswah dari kain yang berasal dari Yaman. Sedangkan empat khalifah penerus Nabi Muhammad yang termasuk dalam Khulafa al-Rasyidin memerintahkan pembuatan kiswah dari kain benang kapas.

Sementara itu, pada era Kekhalifahan Abbassiyah, Khalifah ke-4 al-Mahdi memerintahkan supaya kiswah dibuat dari kain sutra Khuz. Pada masa pemerintahannya, kiswah didatangkan dari Mesir dan Yaman.
Menurut catatan sejarah, kiswah tidak selalu berwarna hitam pekat seperti saat ini. Kiswah pertama yang dibuat dari kain tenun dari Yaman justru berwarna merah dan berlajur-lajur. Sedangkan pada masa Khalifah Mamun ar-Rasyid, kiswah dibuat dengan warna dasar putih. Kiswah juga pernah dibuat berwarna hijau atas perintah Khalifah An-Nasir dari Bani Abbasiyah (sekitar abad 16 M) dan kiswah juga pernah dibuat berwarna kuning berdasarkan perintah Muhammad ibnu Sabaktakin.
Penggantian kiswah yang berwarna-warni dari tahun ke tahun, rupanya mengusik benak Kalifah al-Mamun dari Dinasti Abbasiyah, hingga akhirnya diputuskan bahwa sebaiknya warna kiswah itu tetap dari waktu ke waktu yaitu hitam. Hingga saat ini, meskipun kiswah diganti setiap tahun, tetapi warnanya selalu hitam.
Pada era keemasan Islam , tanggung jawab pembuatan maupun pengadaan kiswah selalu dipikul oleh setiap khalifah yang sedang berkuasa di Hijaz, Arab Saudi pada setiap masanya. Meskipun kiswah selalu menjadi tanggung jawab para khalifah, beberapa raja di luar tanah Hijaz pernah menghadiahkan kiswah kepada pemerintah Hijaz.
Dulu, kiswah yang terbuat dari sutera hitam pernah didatangkan dari Mesir yang biayanya diambil dari kas Kerajaan Mesir. Tradisi pengiriman kiswah dari Mesir ini dimulai pada zaman Sultan Sulaiman yang memerintah mesir pada sekitar tahun 950-an H sampai masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya sekitar akhir tahun 1920-an.
Ka’bah tanpa kiswah
Setiap tahun, kiswah-kiswah indah yang dibuat di Mesir itu diantar ke Makkah melewati jalan darat menggunakan tandu indah yang disebut mahmal. Kiswah beserta hadiah-hadiah lain di dalam mahmal datang bersamaan dengan rombongan haji dari Mesir yang dikepalai oleh seorang amirul hajj.
Amirul hajj itu ditunjuk secara resmi oleh pemerintah Kerajaan Mesir. Dari Mesir, setelah upacara serah terima, mahmal yang dikawal tentara Mesir berangkat ke terusan Suez dengan kapal khusus hingga ke pelabuhan Jeddah. Setibanya di Hijaz, mahmal tersebut diarak dengan upacara sangat meriah menuju ke Mekkah.
Pengiriman kiswah dari Mesir pernah terlambat hingga awal bulan Dzulhijjah. Hal itu terjadi beberapa waktu setelah meletusnya Perang Dunia I. Keterlambatan pengiriman kiswah terjadi akibat suasana yang tidak aman dan kondusif akibat Perang Dunia I.
Melihat situasi yang kurang baik pada saat itu, Raja Ibnu Saud (pendiri Kerajaan Arab Saudi) mengambil keputusan untuk segera membuat kiswah sendiri mengingat pada tanggal 10 Dzulhijjah, kiswah lama harus diganti dengan kiswah yang baru. Usaha tersebut berhasil dengan pendirian perusahaan tenun yang terdapat di Kampung Jiyad, Mekkah.
Setelah Perang Dunia I berakhir, Raja Farouq I dari Mesir kembali mengirimkan kiswah ke tanah Hijaz. Namun melihat berbagai kondisi pada saat itu, pemerintah Kerajaan Arab Saudi dibawah Raja Abdul Aziz Bin Saud memutuskan untuk membuat pabrik kiswah sendiri pada 1931 di Makkah. Hingga akhirnya kiswah dibuat di Arab Saudi hingga saat ini.
Kain kiswah memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Pintalan-pintalan benang berwarna emas maupun perak bersatu padu merangkai goresan kalam Ilahi. kiswah menjadi sangat berharga, bukan hanya karena firman-firman Allah SWT yang suci yang dipintal pada kiswah, tetapi juga karena keindahan dan eksotisme pintalan benang berwarna emas dan perak pada permukaannya.
Perpaduan warna emas dan perak pada kaligrafi yang menghiasi kiswah tersebut memiliki nilai seni yang luar biasa. Sebab pembuatannya membutuhkan skill dan bakat yang luar biasa karena tidak semua orang mampu membuat seni seindah itu. Kiswah merupakan simbol kekuatan, kesederhanaan, juga keagungan.
Proses Pembuatan Kiswah
Kiswah pertama kali dibuat dibuat oleh seorang pengrajin bernama Adnan bin Ad dengan bahan baku kulit unta. Namun dalam perkembangannya, kiswah dibuat dari kain sutera. Untuk membuat sebuah kiswah memerlukan 670 kg bahan sutera atau sekitar 600 meter persegi kain sutera yang terdiri dari 47 potong kain. Masing-masing potongan tersebut berukuran panjang 14 meter dan lebar 95 cm.

Ukuran itu sudah disesuaikan untuk menutupi bidang kubus Kabah pada keempat sisinya. Sedangkan untuk hiasan berupa pintalan emas diperlukan 120 kg emas dan beberapa puluh kg perak.



Menurut sejarah, Kabah sudah diberi kiswah sejak zaman Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS. Namun tidak ada catatan yang mengisahkan kiswah pada zaman Nabi Ismail terbuat dari apa dan berwarna apa. Baru pada masa kepemimpinan Raja Himyar Asad Abu Bakr dari Yaman, disebutkan kiswah yang melindungi Ka’bah terbuat dari kain tenun.


Sejak 1931, kiswah untuk menutupi Kabah diproduksi di sebuah pabrik yang terletak di pinggir kota Mekkah, Arab Saudi. Dalam pabrik tersebut, pembuatan kiswah dilakukan secara modern dengan menggunakan mesin tenun modern. Di pabrik kiswah yang areanya seluas 10 hektare itu dipekerjakan sekitar 240 perajin kiswah.
Dalam pabrik tersebut, kiswah dibuat secara massal. Di sanalah semuanya disiapkan dari perencanaan, pembuatan gambar prototipe kaligrafi, pencucian benang sutera, perajutan kain dasar, pembuatan benang dari berkilo-kilo emas murni dan perak hingga pada pemintalan kaligrafi dari benang emas maupun perak, lalu penjahitan akhir.
Meskipun kiswah tampak hitam jika dilihat dari luar, namun ternyata bagian dalam kiswah itu berwarna putih. Salah satu kalimat yang tertera dalam pintalan emas kiswah adalah kalimah syahadat, Allah Jalla Jalallah, La Ilaha Illallah, dan Muhammad Rasulullah . Surat Ali Imran: 96, Al-Baqarah :144, surat Al-fatihah, surat Al-Ikhlash terpintal indah dalam benang emas untuk menghiasi kiswah.
Kaligrafi yang digunakan untuk menghias kiswah terdiri dari ayat-ayat yang berhubungan dengan haji dan Kabah juga asma-asma Allah yang dimuliakan. Hiasan kaligrafi yang terbuat dari emas dan perak tampak berkilau indah saat terkena cahaya matahari.
Karena menggunakan bahan baku dari benda-benda yang sangat berharga seperti sutera, emas, maupun perak, harga kiswah ini menjadi sangat mahal sekitar Rp 50 miliar.
Sehingga setiap tahun Jawatan Wakaf Kerajaan Arab Saudi harus menyediakan dana sekitar Rp 50 miliar untuk pembuatan kiswah. Menurut sejarah, tradisi penggantian kiswah yang dilakukan setiap tahunnya sudah ada sejak masa Khalifah Al-Mahdi yang merupakan penguasa Dinasti Abbasiyah ke-IV.
Tradisi tersebut bermula ketika, Khalifah al-Mahdi naik haji kemudian penjaga Kabah melapor kepadanya tentang kiswah yang pada saat itu sudah mulai rapuh dan dikhawatirkan akan jatuh. Mendengar laporan yang memprihatinkan itu, Al-Mahdi memerintahkan agar setiap tahun kiswah diganti.
Sejak saat itu, kiswah untuk Ka’bah selalu diganti setiap tahun pada musim haji dan menjadi sebuah tradisi yang harus selalu dijalankan. Dengan demikian tidak ada lagi kiswah yang kondisinya memprihatinkan.
Pasalnya, setiap kiswah hanya memiliki masa pakai Ka’bah selama satu tahun. Bahkan, kiswah bekas dipakai Ka’bah ada yang dipotong-potong kemudian potongan tersebut dijual sebagai penghias rumah maupun kantor.
 

Senin, 16 September 2013

nama-nama islami


Abel Leonie Karia = Nafas singa betina yang kuat 
Abel : nafas (Ibrani) 
Leonie : singa betina (Perancis) 
Karia : kuat (Jerman) 
Abriale Mayang Enes = Bunga pohon pinang yang terlindung sendiri
Abriale : terlindung (Perancis) 
Mayang : Bunga pohon pinang (Jawa)  
Enes : sendiri (Arab)
Adawiyah Alviena = Seorang wanitga Sufi yang ramah dan bijaksana
Adawiyah : Seorang wanitga Sufi (Arab)
Alviena : ramah dan bijaksana (Melayu)
Adeeva Afsheen Myesha 
Adeeva, Adiva : 1) Menyenangkan, sedap, lemah lembut (Arab) 2) Sopan santun, baik budi (Hebrew) 
Afsheen : Bersinar seperti bintang di langit (Arab) Myesha, Myisha, Myeisha, Myeshia, Myiesha, Myeasha, Mysha : 1) Lincah, bersemangat, seperti wanita (Arab) 2) Karunia kehidupan
Adhwa Fajri Annada = The light of the morning dew; Cahaya embun pagi
Adhwa : Cahaya
Fajri : Pagi 
Annada : Embun
Adira Nova Azzahra
Adira, Adirah, Adeera, Adyra, Adeerah, Adyrah, Adeira, Adeirah, Adiera : Seorang mulia yang memiliki kekuatan besar (Hebrew / Arabic) 
Nova : Bulan November
Adivia Hana Wardani Dima = Ratu bunga mawarnya keluarga 
Adivia : - 
Hana, Hanna, Hanaa : 1) Tuhan itu anggun (Cekoslowakia) 2) Bunga, berkembang (Jepang) 3) Bunga, satu agama (Indonesia) 4) Berada (Jawa) 5) Paling disukai, bunga (Arab) 
Wardani : Bunga mawar (Arab)  
Dima, Dema : Hujan lebat (Arab)
Adriane Bikrun Nabilah = Seorang gadis yang mulia dan kaya 
Adriane : kaya (Inggris) 
Bikrun : gadis (Arab)  
Nabilah : mulia (Arab)
Afifa Nahda Rafanda = Wanita santun yang menjaga kesuciannya sehingga menjadi wanita (orang) mulia 
Afifa, Afifah : Suci, murni, yang mensucikan diri, yang baik (Arab) 
Nahda : Mulia  
Rafanda/Rafa : 1) Makmur, kaya, senang, keberuntungan, kebahagiaan, kemakmuran (Arab) 2) Jalan penghidupan yang tentram, merdeka, bahagia dan sempurna (Indonesia) 3) Wanita santun
Afifah Fitri
Afifa, Afifah : Suci, murni, yang mensucikan diri, yang baik (Arab)  
Fitri : Yang sebenarnya, yang sesungguhnya
Afra Naila Arkarna = Anak perempuan sebagai anugerah di malam ke-13 bulan purnama yang menerangi hati 
Afra : Malam ke-13 bulan purnama 
Naila : Anugerah Arkarna : Hati yang terang
Aileen Nathania Winata
Aileen : Cahaya 
Aina Cempaka 
Aina : 1) Always (Finland) 2) Love (Chinese/Japanese)  
Cempaka : Bunga Cempaka 
 
Aina Talita Zahran = Mata seorang gadis yang berkilau 
Aina : Mata 
Talita : Gadis  
Zahran : Keindahan
Ainayya Fathiyyaturahma 
Ainayya : Mata yang indah Fathiyyaturahma/Fathiyya, 
Fathiya : Kemenangan, kegembiraan, kebahagiaan(Arab) + 
Rahma : Kesetiaan, diberi banyak berkah (Indonesia)
Aini Rini Yara Fadillah  
Aini, Aeni, Ain : 1) Mata (Melayu) 2) Kebahagiaan, kehormatan & pernikahan, cinta kehidupan (Indonesia) 3) Mata yang berharga, mata yang indah (Arab) 
Rini, Rina : 1) Kelinci kecil (Jepang) 2) Wanita yang baik hati dan cantik, kecil dan ulet (Indonesia) 
Yara : 1) Kupu-Kupu Kecil (Arab) 2) Mawar merah yang terdapat di gurun pasir yang munculnya setahun sekali  
Fadillah, Fadheela. Fadheela, Fadhilah, Fadhilla, Fadila, Fadilah, Fadilla : Bersifat benar, berbudi tinggi, berbeda, mulia, sifat yang baik, kebaikan, yang utama, yang menonjol (Arab)
Ainiya Faida Azmi = Anak yang memiliki ketegaran hati dan bermanfaat bagai pohon rimbun yang bersemi 
Ainiya : Pohon rimbun yang bersemi 
Faida : Manfaat Azmi : Keteguhan hati 
Ainun Mahya = A Shinning eyes; Mata yang bersinar 
Ainun : Mata Mahya : Bersinar 
Aira Syahraini Apriyagung Putri  
Aira /Air : 1) Udara (Inggris) 2) Cairan (Indonesia) 
Syahraini : Dua bulan (Arabic)  
Apriyagung Putri : Putri dari ayahnya 
Aisha Alifa = Friendliness alive; Keramahtamahan yang hidup 
Aisha : Hidup  
Alifa : Keramahtamahan

Minggu, 08 September 2013

11 Amanah Allah


Mari kita belajar dari keluarga 
<<MUTAMMIMUL ULA>>
  1. Afzalurahman, 21 tahun, semester 6 Teknik Geofisika ITB, Hafal Quran usia 13 tahun, sekarang masuk Program PPDMS, Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB, Peserta Pertamina Youth Progamme 2OO7 dari ITB 
  2. Faris Jihady Hanifa, 2O tahun, semester 4 Fakultas syariah LIPIA, hafal Quran usia 1O tahun Predikat mumtaz, Juara 1 lomba Tahfidz 3O Juz yang diselenggarakan Kerajaan Saudi Arabia, Juara 1 Lomba OlimPiade IPS tingkat SMA 2OO3 
  3. Maryam Qonitat, 18 tahun, semester 2 Fakultas Ushuluddin Univ Al Azhar Kairo, hafal quran usia 16 tahun. Lulusan Terbaik Husnul Khotimah 2OO6
  4. Scientia Afifah, 17 tahun, kelas 3 SMU 28, hafal 1O Juz, pelajar teladan MTs Al Hikmah 2OO4 
  5. Ahmad Rosikh Ilmi, 15 tahun, kelas 1 MA husnul Khotimah, hafal 6 Juz, pelajar Teladan SDIT Al Hikmah 2OO2, Lulusan Terbaik MTs Al Kahfi 2OO6 
  6. Ismail Ghulam Halim, 13 tahun, kelas 2 MTs Al Kahfi, Hafal 8 Juz, Juara Olimpiade IpA tngkat SD se Jaksel 2OO3, 4 penghargaan dari Al Kahfi, Tahfidz Terbaik, Santri Favorit, Santri Teladan, dan Juara Umum 
  7. Yusuf Zaim Hakim, 12 tahun, kelas 1 MTs Al Kahfi, hafal 5 Juz, rangking 1 di kelasnya
  8. Muh Saihul Basyir, 11 tahun, kelas 5 SDIT Al Hikmah, hafal 25 Juz
  9. Hadi Sabila Rosyad, 9 tahun, kelas 4 SDIT Al Hikmah, hafal 2 Juz
  10. Himmaty Muyasssarah, 7 tahun hafal 1juz
  11. Hasna wafat usia 3 tahun, bulan Juli 2OO6 
 Semoga Hikmah cara mendidik beliau dialami juga oleh kita...semoga
karena kebaikan itu adalah :
  •  Mengajarkan Al Quran sejak usia 4 tahun. Doktrin keluarga = Al Quran adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat
  • Jangan terlalu mengandalkan sekolah. 2 / 3 keberhasilan Pendidikan itu ada di rumah
  • Keberhasilan adalah hasil integrasi kedua orang tuanya. Lebih besar tanggung jawab seorang ayah dibanding ibu
  • Rasulullah memanggil ayah dari anak yang mencuri. ayah idaman dalam Al Quran = lukman. Ibrahim mentarbiyah anak dan istrinya
  • suami yang membangun visi dan istri yang mengisi kerangka itu.
  • Imam Syafi I ditinggal wafat ayahnya ketika berusia 6 tahun. Namun isi kepala sang ayah sudah pindah ke sang ibu.
  • Al Banna dan sentuhan pendidikan sang ayah
  • Qordhowi berkata, dahulu saya tidak tahu mengapa ayah mengkondisikan saya hafal al quran usia 1O tahun
  • Ihtimam atau perhatian yang tinggi terhadap anak dan pendidikannya
  • perhatian dari A sd Z, potong kuku, bersihkan telinga dll
  • File file khusus yang menyimpan catatan tentang anak, hasil ulangan dan lain lain
  • Kekayaan kami adalah anak dan buku. Setiap liburan, selalu mengajak anak anak ke toko buku.ada 4OOO buku di rumah 
  • Visi yang ada di kepala kami adalah anak anak kami semuanya harus menjadi hafidz quran 
  • Keliling Jawa dan Madura untuk melihat pesantren tahfidz terbaik. Pilihan jatuh di Kudus. Orang mencibir untuk apa menjadi hafidz Quran dan menitipkan anak di pesantren
  • Tujuh tahun pernikahan tanpa televisi
  • Setiap hari diperdengarkan murottal
  • Sang ibu mengajar sendiri dengan Qiroati 
  • Nasihat sang suami yang mencerminkan kekuatan visinya sebagai kepala keluarga = Bu, Kita harus berbeda dengan orang lain dalam kebaikan. Orang lain duduk kita sudah harus berjalan, orang lain berjalan kita sudah harus berlari, orang berlari kita sudah tidur, orang lain tidur kita sudah bangun. Jangan sedikitpun berhenti berbuat baik sampai soal niat. Kita tidak boleh lalai karena kita tidak tahu kapan Allah mencabut nyawa kita 
  • Hafal Qurannya Al Banna 1O tahun, Qordhowi 1O tahun, Imam Syafi I 9 tahun, Imam Ahmad 7 tahun 
  • Rasul menyuruh sholat di usia 7 tahun, dan bila sampai 1O tahun belum sholat maka pukullah ia
  • Menjelang tidur selalu diceritakan kisah kisah para nabi dan rasul
  • Jadwal dalam papan besar untuk belajar Al quran bagi 11 anak kami
  • Bakda maghrib dan Bakda subuh adalah waktu interaksi dengan Al Qur an
  • Nak ibu bangga sekali dengan kamu, meskipun sulit tapi kamu disiplin menyetorkan hafalan 2 ayat setiap hari
  • Anak pertama dan kedua sejak usia 5 dan 4 tahun terbiasa bangun sebelum subuh
  • Di Komplek perumahan DpRRI si kecil sudah bisa menghafal siapa saja anggota dewan yang jarang sholat subuh berjamaah
  • Jangan lupakan membangun dakwah di keluarga besar. Saat kami all out keluar rumah, keluarga besar kamilah, yang terlibat mengawasi anak anak
  • Kami rutin berkunjung ke keluarga besar untuk menjalin hubungan baik dengan mereka
  • Kesulitan di masa pembentukan adalah faktor keistiqomahan. Harus konsisten mengontrol
  • Memagari anak anak dari pengaruh negatif. Ada agreement dengan anak anak kapan saat menonton TV dan ada hukuman bila dilanggar
  • Nak, hafalanmu banyak, TV itu bisa memakan bagian pikiranmu
  • Syukur kami tiada henti padamu ya Robbi atas karunia anak anak kami
Keberhasilan itu bukan tercapainya tujuan tapi pada proses yaitu komitmen dan konsistensi kita menjalaninya. 
Kepada Allah kembali segala urusan...Amin

Tanda-tanda Haji Mabrur

Ajaran Islam dalam semua aspeknya memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Hikmah dan tujuan ini diistilahkan oleh para ulama dengan maqash...